Michael Kristanto Pelopor Keripik Getuk

  • Bagikan
Michael Sigit Wicaksono Anugrah Kristanto, pelopor produk pangan keripik getuk (Foto: Ist/Wiradesa)

YOGYAKARTA – Pangan lokal Indonesia menjadi perhatian anak muda yang dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta tahun 2021. Michael Sigit Wicaksono Anugrah Kristanto, merupakan pelopor produk pangan keripik getuk dari Yogyakarta. Alumni S1 Teknologi Industri Pertanian UGM, ingin memopulerkan produk pangan lokal dan menyejahterakan perajin pangan tradisional melalui keripik getuk.

Untuk merealisasikan keinginannya, Michael mendirikan brand produk pangan “Gettook”. Fokus produknya keripik getuk. Kenapa keripik getuk? Menurut pemuda yang lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1996 ini, karena keripik getuk merupakan salah satu produk makanan tradisional yang sudah mulai pudar, khususnya di Yogyakarta dan sekitarnya. Padahal makanan ini enak, kaya gizi, dan potensial untuk diangkat kembali.

“Kami bertujuan untuk memajukan produk pangan lokal Indonesia. Belum banyak orang mengenal keripik getuk,” ujar Michael Kristanto saat berbincang dengan Wiradesa.co dan Mandiripangan.com, Jumat 20 Agustus 2021. Bahan baku singkong cukup melimpah di DIY dan Jawa Tengah.

Produksi singkong Jawa Tengah menduduki peringkat 2 di Indonesia. Sedangkan hasil singkong dari DIY juga cukup tinggi. Selama ini para perajin atau pelaku usaha produk makanan berbahan baku singkong kebanyakan getuk. Mereka jarang yang mau berinovasi membuat olahan lain, seperti keripik dan lainnya.

Dengan mengenal para perajin getuk dan melimpahnya bahan baku, Michael Kristanto didukung dua temannya, mantap mengenalkan keripik getuk. Langkah awal yang dijalankan, melakukan branding produk untuk dijual dengan nilai tambah yang lebih. “Selanjutnya, kami melakukan studi dan riset respons pasar terhadap produk, mengenai rasa, ukuran, dan komposisi,” jelas Michael.

Kemudian munculah brand produk “Gettook”. Kata itu merupakan gabungan dari kata “Get” & “Took”. Artinya “Setelah mendapatkan, diambil terus atau bikin nagih”. Kemudian logo disesuaikan dengan suasana Yogyakarta. “Kami mulai menyusun strategi untuk jualan produk. Kami bangun kemitraan dengan warga sekitar untuk memproduksi keripik getuk dan mulai berjualan,” papar anggota Home Business Camp (HBC) Angkatan 5.

Baca Juga:  Tiga Kecamatan di Bantul Disiapkan Sebagai Lumbung Pangan

Saat ini Gettook memproduksi keripik getuk dengan 6 varian rasa (Barbeque, Spicy Balado, Original, Cheese, Seaweed, dan juga Blackpepper Beef). Satu kemasan dengan netto produk 80 gram. Harga yang ditawarkan kisaran Rp 12.500 – Rp 15.000. Pemasaran yang dilakukan melalui online (marketplace, media social) dan offline (penitipan di offline store).

Model pemasaran Gettook, dijalankan melalui jaringan distribusi, antara lain dengan Bakoel (reseller) dan Joeragan (distributor), atau juga melalui kemitraan dalam bentuk lainnya. Sebelum pandemic Covid-19, pemasarannya juga melalui pameran.

Keripik Gettook, produk kripik Getuk olahan singkong (Foto: Ist/Wiradesa)

Michael Kristanto menjelaskan tentang manfaat Gettook. “Kami mengharapkan adanya keterlibatan dari masyarakat sekitar melalui jaringan yang kita bangun,” tegasnya. Jumlah Bakoel yang tergabung sekitar 15 sampai 20 orang. Dengan 4 sampai 6 orang yang masih aktif hingga sekarang (Agustus 2021). Untuk produksi, Gettook bermitra dengan sejumlah perajin ketuk di Muntilan Jawa Tengah.

Dampak lainnya adalah dari sisi UMKM mitra Gettook, awal kegiatan mulai dengan 6 -15 kilogram per bulan, hingga mencapai lebih 200 kg per bulan (sebelum pandemi). Kemudian bisa membantu kegiatan di kampus-kampus hingga akumulasi 40 lebih event kegiatan kampus. Sekaligus memotivasi mahasiswa untuk mencoba jadi pengusaha. Selain itu, Gettook juga pernah membagikan produk gratis bagi anak-anak panti asuhan dan anak jalanan.

Program ke depan, Gettook akan terus melakukan pengembangan dan pembelajaran. Michael dengan brand Gettook sekarang tergabung dalam anggota Forbil Institute (Sekolah Bisnis Pangan) dari Yogyakarta. Dan sedang dalam persiapan untuk berbagi dengan orang lain, atau pemuda lain yang ingin menjadi pengusaha. Sebagai keterlibatannya dalam membangun kader-kader baru di dunia bisnis.

Gettook juga terus berupaya untuk memperbaiki usaha keripik getuk dan produk pangan lokal lainnya, baik dari sisi internal maupun kegiatan eksternal. “Pengembangan yang akan kami lakukan adalah pengkaderan melalui mitra usaha. Kami ingin membangun lebih banyak pengusa lainnya, dengan kemitraan yang kami lakukan, yaitu Bakoel (reseller) dan Joeragan (Distributor),” jelas Michael yang tinggal di Bangirejo TR 2/568 B, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta.

Baca Juga:  Ada lima kabupaten yang dijadikan lumbung pangan di Sumatera Selatan.

Upaya anak muda ini untuk mempopulerkan produk pangan lokal dan menyejahterakan perajin pangan tradisional layak diapresiasi. Langkah Pemkot Yogyakarta untuk menetapkan Michael Kristanto sebagai Pemuda Pelopor 2021 di Bidang Pangan bisa menjadi contoh, bagaimana pemerintah memiliki perhatian besar terhadap potensi anak muda. Selamat Mas Michael, maju terus, berkarya untuk memajukan produk pangan lokal Indonesia. (Ono)


Lihat video Michael Kristanto Pelopor Keripik Getuk

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *