NGAWI – Menyemprot pupuk, ke lahan pertanian padi sawah kini dapat dilakukan dengan teknologi canggih memanfaatkan drone. Pemanfaatan drone untuk memupuk tanaman padi diterapkan pada lahan padi gamagora 7 yang dirilis Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM di Desa Guyung Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
Bermitra dengan PT Agrisparta, pemanfaatan drone dimaksudkan untuk mempercepat dan meratakan proses pemupukan.
Pilot drone yang mempraktikkan proses pemupukan Aris Hendrayana menuturkan, ketinggian drone saat memupuk antara 2-3 meter. Kecepatan angin tak lebih dari 15 Knot. Lebih dari 15 knot, drone risiko turbulensi lebih tinggi.
“Kecepatan angin saat ini 3-4 Knot jadi aman buat mengoperasikan drone,” jelas Aris yang juga sebagai pengurus Asosiasi Pilot Drone Indonesia di divisi edukasi regional Jateng DIY.
Aris menjelaskan teknik menyemprot pupuk memakai drone terlebih dahulu dia harus membuat maping dan membikin jalur terbang. Membuat obstikel sehingga jarak lima meter akan mendeteksi keberadaan obstikel seperti pohon. Setting berikutnya mau teknik semprot kencang atau sistem kabutan. Keduanya disesuaikan dengan aplikasi pupuk dan luasan lahan. Luasan lahan satu hektar dapat dipupuk sekitar 15-20 menit sudah kelar.
“Di remote terlihat petanya. Jalur tanaman padi yang sudah tersemprot indikator warna hijau sedangkan yang belum tersemprot akan berwarna kuning,” ujar Aris sembari menyebut semua jenis pupuk bisa disebar pakai drone baik pupuk padat maupun pupuk cair.
Jenis drone DJI Agras T40, harganya mencapai ratusan juta rupiah tetapi petani yang mau menggunakan jasa semprot masih bisa menyewa dengan harga terjangkau. Biaya sewa drone untuk memupuk perhektar Rp 200 ribu untuk jenis pupuk padat dan Rp 250 ribu buat pupuk cair. Selain menggunakan pilot drone, sistem kerja drone bisa pula disetting autonomus. (Sukron)