BANTUL – Warga Dusun Mangir Kidul, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membudidayakan lebah lanceng. Untuk mendukung Mangir Kidul menjadi sentra produksi madu lanceng, aparat desa meluncurkan program “Satu Rumah Satu Kotak”.
Warga, yang dipelopori Kadus Mangir Kidul, Hendri Setiyawan, bertekat menjadikan dusunnya menjadi sentra madu lanceng. Untuk mewujudkan mimpinya, kini setiap rumah telah memiliki minimal satu kotak lebah. “Warga sudah sepakat untuk membudidayakan lebah di rumahnya. Minimal satu rumah satu kotak lebah,” ujar Hendri Setiyawan, Minggu (30/8/2020).
Pak Dukuh, panggilan akrab Hendri Setiyawan, bersama warga berusaha menjaga vegetasi di wilayah Mangir Kidul dan sekitarnya. Karena keberadaan tanaman, berbagai jenis, khususnya yang berbunga, akan sangat membantu keberadaan lebah.
Padukuhan Mangir Kidul terdiri dari 5 Rukun Tetangga (RT), yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, dan RT 5. Sampai saat ini baru warga RT 4 dan RT 5 yang membudidayakan lebah. RT 4 ada 30 kepala keluarga dan RT 5 ada 32 KK. Dana awal untuk budidaya lebah berasal dari Dana Desa. Diharapkan semua warga 5 RT budidaya lebah penghasil madu lanceng.
Sebelum meluncurkan program “Satu Rumah Satu Kotak”, Pak Dukuh sudah lebih dulu membudidayakan lebah di rumahnya. Ada dua jenis lebah yang dibudidayakan, yakni jenis Levicep endemik Jawa dan Itama endemik Sumatera.
Jenis Levicep ada sekitar 300 kotak dan jenis Itama ada 12 kotak. Budidaya lebah sudah dijalani Pak Dukuh sejak tahun 2019. Kini sudah tiga kali panen. Hasilnya lumayan untuk tambahan pendapatan keluarga. Sekali panen nilainya sekitar Rp400.000.
Selain budidaya, Pak Dukuh Hendri juga menjual bibit lebah lanceng. Pembibitannya dilakukan sendiri dengan cara memecah koloni lebah. Ambil telur calon ratu dan telur koloni dimasukkan dalam satu kotak. Selang beberapa hari telur menetas diikuti pasukan lebah.
“Peminat bibit lebah lanceng cukup banyak. Kami telah mengirim ke sejumlah daerah, mulai dari Sragen, Madiun, Tuban, bahkan sampai Bali,” ujar Hendri. Pada Juli 2020, Zahir Madu Lanceng, nama usaha budidaya lebah madu lanceng, Pak Dukuh, mengirim 10 kotak bibit lebah lanceng ke Tuban Jawa Timur. Harga satu kotak Rp100.000.
Untuk mewujudkan Mangir Kidul menjadi sentra madu lanceng, kini warga memanfaatkan lahan tidur seluas 9 hektar untuk ditanami berbagai tumbuhan, ada pepaya, tomat, dan sayur mayur. Diharapkan berbagai tumbuhan ini menjadi area tumbuh kembang lebah penghasil madu lanceng.
Pak Dukuh sendiri juga menyewa lahan di depan rumahnya untuk ditanami pepaya. Selain itu menanami lahan pekarangannya seluas 2.000 m2 dengan berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman aneka bunga, sampai tanaman besar, seperti mangga dan durian. Dengan vegetasi yang terjaga, lebah lanceng akan leluasa berkembang biak dan udara bersih terus terjaga di pedesaan. (Ono)
Respon (1)