Teknik Akuaponik, Upaya Memanfaatkan Lahan Sempit

  • Bagikan
Foto: Wiradesa

KOTA YOGYAKARTA – Keterbatasan lahan di tengah perkotaan yang padat penduduk, membuat Eko Sutanto menerapkan sistem akuaponik di Kelompok Tani Dewasa (KTD) Sumber Asri, Jl Lempuyangan Tengah No 348a, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta.

Ditemui Selasa, 23 Maret 2021, Eko berada di kediamannya tak jauh dari kebun milik KTD Sumber Asri. “Ide ini muncul karena dulu pernah ada mahasiswa KKN yang mengenalkan, lalu kami mencoba memulai dan mengembangkan ide,” ujarnya.

Selain itu, Eko mendapat dukungan dari banyak warga. Harapannya, hasil dari upaya tersebut bisa untuk ketahanan pangan di tengah kota. Media tanam yang diperlukan antara lain gelas maupun botol bekas air mineral. Memanfaatkan sampah yang tidak bisa terurai kemudian rockwool dan air, sebagai pengganti media tanah.

Proses pembibitan dari benih yang dijual dalam bentuk sachet. Ada benih sawi, cabai, selada, kangkung, maupun padi. Proses penyemaian membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Tanaman yang awalnya disemai dalam ruangan yang masih bisa terpapar sinar matahari, bisa dipindahkan ke halaman maupun ke luar rumah agar bisa berkembang dengan baik dan cepat.

Satu bulan kemudian, tanaman bisa dipanen. Namun, karakteristik masing-masing tanaman berbeda. Akan lebih lama pada cabai maupun padi. Sedangkan kangkung, pertumbuhnnya lebih cepat di antara yang lain.

Soal perawatan, kiatnya mesti diberi nutrisi cukup. Dalam pemberian nutrisi bisa fleksibel. Sesuai dengan warna daun. Jika menguning, artinya tanaman memerlukan nutrisi. Sebab, dengan sitem akuaponik seperti itu, tidak perlu lagi disiram. Media air, dengan air sedari awal masa menanam hingga panen, meski tidak diganti, tak akan menjadi persoalan. (Septia Annur Rizkia)

Baca Juga:  Sekolah Tani Muda: Upaya Menyiapkan Regenerasi Petani Indonesia
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *