Sisno Adi, Tekuni Budidaya Melon Madu

  • Bagikan
Sisno Adi budidaya melon madu dengan menerapkan sistem parsial (Foto: Mandiripangan.com)

KEBUMEN – Bertani melon, jadi pengalaman baru bagi Sisno Adi. Sehabis Lebaran lalu ia mulai menanam melon madu. Sebelumnya, ia menggarap lahan pertanian, menanam padi dan sayur-sayuran.

“Saya sudah terbiasa bertani sejak kecil. Awalnya bertani konvensional. Orangtua memang selalu mengajarkan untuk bertani. Jadi, bersama keluarga sudah terbiasa berkutat dengan pertanian. Menanam padi, sayur-mayur,” kata Sisno Adi, Kamis 26 Agustus 2021 di lahan pertanian yang sedang ditanami melon madu.

Melon madu, buah yang cocok ditanam pada musim kemarau. Diceritakan olehnya, proses budidaya semua dipelajari otodidak. Bahkan bisa dibilang bermodal belajar dari YouTube. Informasi yang didapat, berikutnya dipraktikkan dibantu anggota keluarga.

“Lahan yang ditanami memakai lahan sewa dari desa serta milik warga. Luasnya sekitar 70 ubin sedangkan jumlah tanamanya sudah mencapai ribuan,” tuturnya. Bibit mengambil dari Yogya dengan harga Rp 300 ribu dengan isi 500 bibit.

Menurut Sisno Adi, dalam budidaya melon madu, ia menerapkan sistem parsial. Artinya dalam pemetikan buah bisa dilakukan 2 kali, baik dari atas maupun bawah. Saat mulai tanam pertama kali, ia dibantu oleh ibu-ibu setempat untuk sistem penyemaiannya. “Dari Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Klirong juga turut melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap budidaya melon madu kami,” tambahnya.

Ketika semaian bibit sudah memasuki umur 5 atau 6 hari barulah dipindah ke tanah. Usia sekitar 16 hari bibit sudah mulai berbunga. Setelah itu umur 67 hari, melon madu siap dipanen.

Kebun menggunakan sistem greenhouse. Dalam hal ini, tanaman menggunakan sistem rumah sehingga kualitas tanaman dan buahnya terjaga serta tidak mudah terserang hama. Kemudian, di dalamnya dibuat jaring-jaring ke atas dengan tinggi kisaran 2 meter. Melon madu akan tumbuh merambat ke atas. “Nah, untuk greenhouse bisa tahan digunakan sampai kurang lebih 5 tahun. Jadi sistem tanamnya bisa dipantau dan dikendalikan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Batang dan Daun Porang Tumbuh di Musim Penghujan

Terkait dengan pupuk Sisno Adi menggunakan NPK dan pupuk organik meliputi limbah sisa tanaman ataupun hewan. Sedangkan sistem pengairannya menggunakan sistem fertigasi. Yakni menggunakan dua pompa slang untuk penyiraman sehingga untuk penyiraman bisa diatur. (Nur Anggraeni)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *