BANTUL – Kismadi, warga Manggisan, Baturetno, Banguntapan, Bantul, ini dikenal gigih dalam mengais rejeki. Sejumlah pekerjaan dijalaninya agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
“Dulu saya pernah jualan kelapa. Tapi karena boyok ini sudah gak kuat, saya sekarang berusaha memelihara bebek di belakang rumah,” ujar Kismadi saat berbincang dengan Kepala Dusun Manggisan Suprihatin dan Wiradesa.co, Selasa 5 Oktober 2021.
Awal Mei 2021, Kismadi membangun kandang bebek berukuran 6 x 6 meter di belakang tempat tinggalnya. Kandang itu disekat menjadi tiga, masing-masing berukuran 3 x 6 meter. Setiap sekat diisi 60 bebek. Jadi totalnya ada 180 bebek.
Sengaja Kismadi membeli bebek atau itik yang siap bertelor, agar hasilnya bisa segera dinikmati. Bebek siap bertelor harganya Rp 82.500 per ekor. Jika 180 bebek, maka dana awal yang dibelanjakan untuk beli bebek sebesar Rp 14.850.000.
Setelah dua minggu, bebek-bebek itu mulai bertelor. Sampai lima bulan ini, masih terus produksi telor. Pada hari Senin (4/10/2021) menghasilkan 152 telor. Tapi hari Selasa hasil produksinya turun menjadi 132 telor.
Sedangkan harga telor jika diambil semua atau dipukul rata senilai Rp 1.900 per butir. Jika memilih telor yang besar-besar maka harganya antara Rp 2.000 sampai Rp 2.200 per butir. “Hasilnya lumayan untuk tambah-tambah pendapatan keluarga,” tegas Kismadi.
Dari perhitungan yang sederhana, dengan memelihara 180 bebek, jika setiap hari rata-rata menghasilkan 150 telor dan harga telor Rp 2.000 per butir, maka dalam satu hari menghasilkan Rp 300.000. Satu bulan bisa mendapat penghasilkan Rp 9.000.000.
Sedangkan untuk pakan 180 bebek menghabiskan 10 sak per bulan. Harga pakan jenis BP93 Rp 347.000 per sak, maka dalam waktu satu bulan memerlukan dana untuk pakan sebesar Rp 3.470.000. Jadi keuntungannya Rp 9.000.000 dikurangi Rp 3.470.000 atau sebesar Rp 5.530.000.
Kismadi mengungkapkan pembuatan kandang bebek menghabiskan dana sekitar Rp 15.000.000. Kemudian untuk membeli 180 bebek diperlukan dana Rp 14.850.000. Sehingga total modal awalnya Rp 29.850.000 atau dibulatkan Rp 30.000.000.
Jika penghasilan dari 180 bebek itu rata-rata Rp 5.530.000 per bulan. Maka dalam waktu enam bulan total penghasilannya mencapai Rp 33.180.000. Sehingga pada bulan keenam, semua modal awal, baik itu pembuatan kandang dan pembelian bebek sudah terlunaskan.
Pada bulan ketujuh baru menikmati hasil dari telor, penjualan bebek afkiran, dan pupuk yang dihasilkan. Budidaya unggas, termasuk bebek, memerlukan ketekunan, rasa senang, dan kerja keras. Jika tekun, senang, dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh, maka hasilnya juga akan maksimal. Semoga bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga. (Ono)