Ternak Domba, Nabung Rumput Jadi Duit

  • Bagikan
Ternak domba menghasilkan uang jutaan rupiah (Foto: Wiradesa)

BANJARNEGARA – Beternak kambing oleh warga desa kerap dijadikan sebagai sarana menabung. Artinya, ternak kambing bisa lekas dijual manakala ada kebutuhan uang. Proses penjualan terbilang gampang, tak ribet, harga jual kambing pun stabil.

Beternak kambing cara konvensional, dipilih Ridwan Susanto (37). Warga Penawangan RT 02/01 Madukara, Banjarnegara ini mulai beternak kambing pada 2015. Memanfaatkan bekas kandang ayam, sapi, dan pernah dipakai sebagai kandang kambing kelompok tani ternak setempat.

“Awalnya bapak yang minta pelihara kambing. Karena adanya kandang nganggur di pekarangan. Tak jauh dari rumah,” terang Ridwan kepada wiradesa.co, Kamis 15 Juli 2021. Kandang dekat rumah Ridwan oleh kelompok tani ternak sebelumnya dipakai membesarkan kambing jawa randu dan kambing PE. Dua tahun jalan tapi perkembangan kurang menggembirakan, akhirnya sebagian kambing dijual oleh kelompok, sebagian lagi dipelihara anggota. Lantaran ternak kambing jawa randu dan PE dianggap kurang produktif, Ridwan pun memulai ternak kambing secara mandiri beralih ke domba (wedus gembel) hingga sekarang.

“Modal pertama Rp 2,5 juta. Dibelikan sepasang domba batur jenis merino. Menyusul kemudian bila ada uang beli bibit domba lagi sampai sekarang punya 6 ekor betina,” ujarnya.

Ridwan Susanto gembira dengan hasil kambing peliharaannya (Foto: Wiradesa)

Di kandang berkapasitas hingga 20 ekor kambing, Ridwan kini punya 11 ekor. Empat kambing jenis merino, tujuh lainnya jenis domba biasa. Menurutnya, menjelang Hari Raya Kurban tahun ini dombanya sudah laku dua ekor masing-masing laku Rp 2,5 juta.

“Tiap tahun jumlah berapa yang laku beda-beda. Pemasaran biasanya lingkup teman. Nggak pernah sampai jual domba ke pasar,” ucap sosok kalem yang sehari-hari juga bekerja sebagai tenaga ahli Fraksi PKB di DPRD Banjarnegara.

Meski kerja kantoran namun bagi Ridwan beternak kambing domba dirasa sangat menguntungkan. Dia sangat mengingat pengalaman Suratman (60), bapaknya, ketika menguliahkan dirinya bersama adik. Selalu mengandalkan jual ternak kambing pada saat harus bayar SPP. “Kambing seperti tabungan. Mudah dipelihara, sewaktu-waktu butuh uang, gampang. Juga belajar dari pengalaman. Saya dan adik itu ‘sarjana kambing’. Sewaktu kuliah dulu tiap bayar SPP biasanya bapak jual kambing 2 sampai 4 ekor,” kenangnya.

Baca Juga:  Kelompok Ternak “Berkah Harjo”: 1 Anggota 10 Domba

Beternak kambing domba, paling cepat 5 bulan setelah masa sapih, domba sudah layak dijual. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan kambing kurban paling tidak domba jantan dijual pada usia 1,2-1,5 tahun. Ridwan kemudian menyebut kisaran harga jual domba. Domba usia 5 bulan perekor dipasarkan Rp 500-800 ribu. Sementara domba jantan untuk kurban Rp 2-2,5 juta.

Dituturkan Ridwan skala usaha peternakan yang dijalankan kolaborasi dengan sang bapak dalam setahun rata-rata kandang berisi 10-20 ekor domba. Bila sudah terkumpul 20 ekor sembari dijual. Karena difungsikan sebagai tabungan dia tak pernah berhitung untung secara detail. Baginya yang terpenting bibit masih utuh, anakan yang terjual sebagai keuntungan.

Dengan perputaran usaha ternak domba yang ditekuni, dia mengibaratkan menabung rumput jadi duit. Modal telaten ngarit cari rumput, pada saatnya dijual ternak domba menghasilkan uang jutaan rupiah. Pakan rumput berupa rumput odot alias rumput gajah mini yang ditanam secara khusus di kebun sendiri. Pakan diberikan sehari dua kali. “Tugas ngarit ditangani bapak. Saya pemodal, sesekali angon, dan bersihkan kandang,” ucapnya. Selain rumput odot, pakan domba juga ditambah limbah buah salak yang tak layak jual. Sebab, selain mengelola peternakan domba, keluarga Ridwan juga mengelola kebun salak. Ditambah salak afkir dari gudang pengepakan salak pondoh milik para juragan. Daripada dibuang salak limbah tersebut dimanfaatkan sebagai pakan domba.

“Dari ternak domba, kotoran dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Untuk memupuk tanaman salak dan tanaman perkebunan macam durian, duku, kelapa. Kotoran ternak dibersihkan dari kandang tiap 3-4 bulan sekali,” jelasnya. (Sukron Makmun)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *