Kembangkan Wisata Petik Buah, Warga Tresnorejo Tanam Bibit Jeruk

  • Bagikan
Sekretaris Desa Tresnorejo Solihin (kiri) (Foto: Mandiripangan.com)

KEBUMEN – Menindaklanjuti rencana wisata desa petik buah, Desa Tresnorejo, Kecamatan Petanahan terus berupaya menata lingkungan desa. Sukses mendirikan kampung anggur sampai panen perdana untuk masyarakat, kini ditambah kampung jeruk. Kampung jeruk mulai dibuka di Dusun Paterban dan Dusun Pejaten.

Sekretaris Desa Tresnorejo Solihin menjelaskan, kampung jeruk tersebut belum lama berdiri. Usianya baru sekitar tiga bulan. “Kami bersama warga gotong-royong menata dan merapikan lingkungan. Berikutnya, mulai ditanami jeruk,” ucap Solihin, Kamis 19 Agustus 2021.

Kesadaran warga untuk memanfaatkan lahan di lingkungan rumah mulai terbuka. Ketika bibit jeruk mulai ditanam, warga turut serta membeli bibit secara pribadi guna menambah koleksi tanaman di rumah masing-masing. Bibit jeruk yang digunakan mengambil dari Purworejo. Harganya sekitar Rp 20 ribu per bibit.

Jenis jeruk utama yang dibudidayakan ialah santang madu. Namun, bukan hanya jeruk varietas tersebut saja yang dikembangkan. Ada pula jeruk swiss, jeruk RGL, jeruk dekopon. Di Dusun Paterban lahan seluas 25 ubin sudah ditanami 80 bibit jeruk. Rencananya, akan ditanam hingga 100 bibit.

Bibit jeruk yang ditanam tampak mulai berbuah (Foto: Wiradesa)

Sampai saat ini, model lahan untuk menanamnya ada 2 jenis. Pertama, di lahan pekarangan warga yang sejauh ini sudah ditanam sekitar 500 bibit. Kedua, kebun Bumdes dengan kisaran sudah ada 300 bibit.

Dijelaskan, untuk perawatan cukup mudah. Lakukanlah penyiraman setiap sehari sekali. Pada saat proses menanam pertama kali, gunakan pupuk kandang kotoran kambing ditambahkan dengan jerami dan tanah merah. Perbandingan kira-kira 1:1:1 yang diperlukan untuk pemupukan. Kelak tanaman akan tumbuh dengan subur buahnya segar-segar.

Rencana wisata petik buah juga sebagai salah satu program dari dana desa terkait Padat Karya Tunai Desa (PKTD). “Harapannya dapat membangun sarana dan prasarana desa berdasarkan rencana kerja yang telah disusun oleh desa sesuai kebutuhan lokal,” imbuh Solihin. (Nur Anggraeni)

Baca Juga:  Perkebunan Kelapa Sawit Serap 16 Juta Tenaga Kerja
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *