Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1118341/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Erek-erek Perontok Gabah Petani - mandiripangan.com

Erek-erek Perontok Gabah Petani

  • Bagikan
Erek-erek, mesin perontok gabah yang digunakan petani masa kini (Foto: Ono/Wiradesa)

BANTUL – Mesin perontok gabah, yang sering disebut Erek-erek, sekarang populer di kalangan petani padi. Hampir semua petani di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memakai alat ini untuk merontokkan gabah di lahan persawahannya.

Alat tepat guna itu dijalankan dengan diesel. Harganya murah, sekitar Rp3,5 juta, tetapi kerjanya cepat memisahkan gabah dari jerami tanaman padi. “Harga sewanya juga murah,” ungkap Sutar, pemilik mesin Erek saat berbincang dengan Wiradesa.co di area persawahan Jambidan, Banguntapan, Jumat 16 April 2021.

Menurut Sutar, harga sewa mesin Erek Rp 150.000 per hari. Selain dengan uang, petani juga bisa membayarnya dengan gabah hasil panen padinya. Sistemnya ‘moro pitu’. Setiap menghasilkan tujuh bagor gabah, pengerek dapat satu bagor gabah. Kesepakatan yang biasa dijalankan, tanpa tawar menawar.

Petani sedang merontokkan gabah menggunakan mesin erek (Foto: Ono/Wiradesa)

Petani padi merasa diuntungkan dengan hadirnya mesin Erek. Karena selain harga sewanya relatif murah, proses panen padinya juga cepat selesai. Untuk satu patok, mulai dari membabat sampai erek-erek, memisahkan gabah dari tanaman padi, paling memerlukan waktu sekitar tiga sampai empat jam.

“Tadi membabat padinya mulai jam tujuh, sekarang jam sepuluh sudah hampir selesai,” kata Adiawan, seorang petani di Jambidan. Terlihat masih ada empat orang yang membabat atau memanen padi. Sebelumnya, menurut Pak Adi, ada tiga orang pencari jerami, pakan sapi, yang ikut membabat padi tapi sudah pulang. Jadi ada tujuh pencari jerami untuk pakan sapi.

Pembabat tanaman padi itu tidak dibayar dengan uang, tetapi upahnya dengan jerami hasil babatannya. Mereka sudah merasa untung mendapat jerami padi untuk pakan sapinya. Karena saat ini, para peternak sapi, sangat kesulitan mendapatkan pakan yang bagus dan murah untuk sapinya.

Baca Juga:  Intensitas Cahaya Matahari Cukup Hasil Panen Porang Besar-besar

Mesin Erek dirasa manfaatnya oleh petani. Karena alat ini membantu merontokkan gabah dengan cepat. Meski harga alat tepat guna ini murah, tetapi besar kegunaannya. Kenapa disebut Erek? Karena bunyinya erek-erek. Suara khas di area persawahan. Nyanyian pelipur lara nasib petani di Indonesia. (Ono)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *