Budidaya ikan gabus memiliki prospek bisnis yang menggiurkan. Karena dengan sepasang indukan saja, bisa menghasilkan sekitar 3.000 burayak (bibit gabus) dan harganya 1 bibit burayak Rp 1.000.
Namun Mbah Kidjo (Sukidjo), warga Sendangsari Minggir Sleman, yang sudah belasan tahun menekuni pembenihan ikan gabus mengingatkan masyarakat yang ingin berbudidaya ikan gabus perlu memegang prinsip 5M.
“Lima M itu minat, membuat kolam, memelihara, menekuni, dan baru membuahkan hasil,” ujar Mbah Kidjo, saat diwawancarai Tanilink.TV, belum lama ini. Mbah Kidjo menjalankan usaha pembenihan dan pemasaran ikan gabus di Dusun Kiyudan, Jetis, Depok, Sendangsari, Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk budidaya ikan gabus, menurut Mbah Kidjo, harus ada minat dulu. Minat itu muncul dari dirinya sendiri, bukan dari keinginan orang lain. Kalau sudah minat, maka mencari dana untuk membuat kolam, mencari indukan yang bagus, memelihara dengan baik, tekun, dan umumnya akan membuahkan hasil yang maksimal.
Pembuatan kolam, bisa dengan semen, terpal, dan tanah. Mbah Kidjo melaksanakan pembenihan dan pembesaran ikan gabus dengan kolam semen. Untuk pembenihan dari indukan (jantan dan betina) menjadi telur memanfaatkan kolam berukuran 1 x 1,5 meter dengan ketinggihan 1 meter.
“Ikan gabus itu tidak suka air yang dalam, maka di kolam pembenihan atau pembesaran jangan terlalu banyak air,” ungkap Mbah Kidjo.
Hasil dari pembenihan ikan gabus lumayan menggiurkan. Sepasang indukan bisa menghasilkan sekitar 3.000 burayak. Harga burayak berukuran 3 sampai 5 cm Rp 1.000 per ekor. Jadi jika memiliki 5 pasang indukan, setiap bulan bisa menghasilkan 15.000 burayak jika dijual akan laku Rp 15 juta.
Pemeliharaan burayak dari telur sampai layak jual, memerlukan waktu sekitar satu bulan. Pakannya di awal dengan kutu air, kemudian cacing sutra, dan terakhir pelet. Kolam penampungan berukuran 1 x 3 meter. Tinggi airnya sekitar 20 cm. (*)