KULONPROGO-Beternak kambing jawa, usaha peternakan yang bisa dijalankan dengan mudah tanpa ribet. Asal punya lahan pengandangan dengan luasan yang cukup, tak terlalu dekat dengan rumah, beternak kambing jawa bisa dimulai.
Sumadi, warga Karangwetan RT 20 RW 10 Salamrejo Sentolo sudah bertahun-tahun merawat ternak kambing jawa. Bisa dikatakan, kandang kambing di belakang rumah tak pernah suwung. Selalu isi kambing. “Saat ini ada tiga kambing jawa. Satu induk betina. Dua anakan pejantan umur 1,2 tahun,” terang Pak Sum sembari membersihkan kandang, Minggu 10 Maret 2024.
Bagi Pak Sum, ternak kambing jawa terbilang mudah. Dia berbagi tips beternak kambing. Hal yang perlu diupayakan adalah membuat kandang yang nyaman. Kandang dibikin kuat. Bertiang empat tiang cor. Berpondasi menyerupai pondasi rumah yang menghubungkan empat titik tiang cor di bagian bawah. Bagian atas rangka kayu. Kandang dibikin tinggi model panggung. Dari tanah lantai panggung setinggi setengah meter. Lantai kandang terbuat dari bambu dibelah dua yang tersusun rapat. Dinding sisi utara, timur, barat setengah terbuka. Dari arah luar kambing kelihatan. Sisi selatan bahkan dibuka penuh. Kandang kambing ukuran tiga kali dua setengah meter disekat menjadi tiga ruang. Masing-masing ruang ditempati satu kambing. Terakhir, bagian atap dari bahan asbes.
“Setelah urusan kandang beres, tinggal urusan memberi pakan. Di sini pakan yang diberikan murni rumput seperti kolonjono yang tinggal nyari di pinggir kali (Progo) juga dari rumput pekarangan,” ujarnya.
Meski kandang terlihat sederhana namun sepintas tampak kuat, nyaman, teritis samping cukup sehingga saat hujan kambing tak terkena cipratan air. Tanah pada lokasi kandang juga lebih tinggi dari lokasi sekitar sehingga saat hujan tak tergenang air.
“Untuk pakan benar-benar hanya rumput. Pakan ngarit sendiri tanpa ada yang membeli. Tidak pakai sistem komboran,” imbuhnya.
Meski hanya berpakan rumput tanpa komboran, kambing jawa milik Pak Sum kelihatan trengginas dan berpostur tinggi. Untuk Lebaran haji tahun lalu Pak Sum menjual satu pejantan siap kurban dan laku Rp 2,5 juta seekor. Tahun ini dua anakan yang kebetulan semua jenis kelamin jantan belum akan dijual lantaran belum memenuhi syarat buat kambing kurban. Sedangkan indukan betina baru saja menjalani proses kawin suntik. Jika berhasil enam bulan ke depan akan bunting dan melahirkan anakan.
“Bunting sebelum ini sekali lahiran dapat tiga. Pejantan semua. Tapi mati satu. Tersisa dua pejantan yang saat ini ada di kandang,” tukasnya. (Sukron)