KEBUMEN – Ternak kambing menjadi salah satu program unggulan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirtajaya Desa Aditirto Kecamatan Pejagoan Kebumen. Ada 40 ekor kambing yang dipelihara para peternak di kandang masing-masing.
“Sebelum memelihara kambing para peternak disurvei dulu. Tentang kesediaan memelihara ternak, juga kesiapan kandang,” kata Pengawas BUMDes Tirtajaya Sadili saat ditemui wiradesa.co di kantor BUMDes Tirtajaya, akhir pekan lalu.
Kesiapan kandang, menjadi syarat utama. Sebagai pengelola, BUMDes mencarikan kambing. Mengundang pemasok kambing, calon peternak dipersilakan memilih sendiri kambing yang disukai. “Modal pembelian kambing bersumber dari dana desa pos ketahanan pangan. BUMDes sebagai pengelola,” tambahnya.
Kepala Unit Peternakan BUMDes Tirtajaya Khoirul Anam menuturkan, jenis kambing bervariasi. Jawa randu, gembel atau domba, ada pula kambing peranakan etawa. Persebaran kambing para peternak dibawah pembinaan BUMDes pun tersebar merata di seluruh RT di Aditirto.
“Ternak kambing BUMDes tersebar di 10 RT yang ada di Aditirto. Penjualan anakan menunggu umur 6-7 bulan. Proses penjualan diketahui ketua kelompok tani ternak juga sepengetahuan pengurus BUMDes,” ujar Anam.
Dikatakan Anam, kambing yang bunting dan beranak sudah lumayan banyak. Pasalnya dari 40 kambing, 12 peternak memilih memelihara kambing jantan. Sisanya kambing betina.
“Kalau dihitung, mending jual anakan umur 6-7 bulan. Kalau yang jantan pembesaran dari remaja sampai dijual pada rentang waktu yang sama untungnya lebih kecil. Misalnya pejantan remaja beli Rp 2 juta saat dijual 6-7 bulan berikutnya laku Rp 2,8 juta,” imbuhnya seraya membandingkan harga jual anakan bisa mencapai Rp 1-1,5 juta per ekor. Padahal satu induk betina bisa beranak dua ekor sekali bunting.
Berdasarkan kesepakatan antara BUMDes dan peternak, bagi hasil penjualan ternak 30 persen buat BUMDes sementara peternak berhak memperoleh 70 persen.
Mus Mulyadi, salah satu peternak yang merawat kambing dan bermitra dengan BUMDes menceritakan, dirinya memelihara keseluruhan 11 ekor kambing. Tiga diantaranya dimodali BUMDes, satu betina dua jantan. Yang betina kini tengah bunting tiga bulan.
“Pemberian pakan berupa hijauan rumput sebagai asupan utama. Adapun pemberian suplemen lain sifatnya tak rutin. Tiap sore mesti mencari rumput untuk pakan,” terang Mulyadi yang tinggal di RT 3 RW 1 Desa Aditirto.
Mul–sapaannya, mengaku mengandalkan peternakan kambing dan dua ekor sapi. Meskipun sehari-hari dia bekerja sebagai tukang las tralis. Bahkan pada Idul Adha mendatang ia siap melepas dua kambing Jawa randu jantan dengan banderol Rp 10 juta dua ekor.
“Ternak kambing itu sampingan. Tapi manakala ada kebutuhan uang di atas Rp 1 juta, misal untuk bayar study tour anak bisa jual satu cempe,”tuturnya.
Mul gembira bisa turut andil merawat kambing dari BUMDes Tirtajaya. Ke depan ia berharap program pembenahan kandang bisa turut masuk program BUMDes. “Apa yang dilakukan BUMDes Tirtajaya sangat membantu bagi para peternak. Khususnya dari segi permodalan,” pungkasnya. (Sukron)