BANTUL – Kunir putih sering kali kita jumpai di pekarangan. Terutama di rumah-rumah pedesaan. Entah di belakang rumah atau pun di halaman depan. Sejak dulu, buah yang mirip dengan temu lawak tersebut dikonsumsi leluhur untuk dijadikan obat-obatan.
Penanaman kunir putih cukup mudah. Tanaman tersebut bisa tumbuh di tanah apa saja, dan di mana saja. “Tanaman kunir itu, di semua tanah cocok. Gampang tumbuh, dan perawatannya mudah,” tutur pemilik CV. Windra Mekar, Prof. Dr. Ir. Hj. Dwiyati Pujimulyani, M. P, saat ditemui tim Wiradesa.co, di Jl. Wates Km. 9,5 Plawonan, Argomolyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Minggu 07 Februari 2021.
Dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta sekaligus pemilik produk kapsul kunir putih itu mengatakan, penanaman kunir putih dilakukan saat musim penghujan dan menggunakan induk dari kunir atau empu. “Penanamannya di awal musim penghujan. Yang kita tanam itu empunya atau induknya,” kata Dwiyanti. Dipilihnya musim penghujan dilakukan agar kunir tidak membusuk atau mati.
Lebih lanjut perempuan beranak dua itu menuturkan, untuk penyuburan kita menggunakan kulit kunir putih. “Kulit kunir putih ternyata bagus sekali sebagai pupuk untuk penyubur,” katanya. Jarak tanam dari bibit satu ke bibit lainnya sekitar setengah meter.
Lebih detail terkait penanaman disampaikan Jumadi, salah seorang karyawan CV Windra Mekar, di bidang penanaman kunir putih. “Sebelum menanam, dilakukan pencangkulan dan dibuatkan bedengan. Setelah itu dibuatkan lubang penanaman. Kurang lebih sepuluh sentimeter, Penanaman itu biasanya di musim penghujan. Kemudian untuk panen biasanya saat kemarau tiba,” kata Jumadi.
Terkait perawatan, Jumadi hanya membersihkan rerumputan di sekitar pohon kunir yang masih kecil, agar pertumbuhan pohon tidak terganggu. Sedangkan penyuburannya dia menggunakan kotoran hewan. “Untuk penyuburan kami menggunakan kotoran sapi atau domba,” ucap mantan satpam perkebunan di Bandung.
Kunir putih yang tumbuh subur, kemudian dijadikan produk pengobatan berbagai penyakit oleh Prof Dwiyanti. Salah satunya pengobatan kanker, peradangan, meningkatkan daya tahan tubuh. (Syarifuddin)