Susmono, Peternak Watukangsi Kembangbiakan Kambing Cross Boer

  • Bagikan
Susmono di kandang kambingnya, Selasa (22/8/2023). (Foto: Wiradesa)

PRAMBANAN – Susmono, seorang peternak di perbukitan Watukangsi, Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengembangbiakan kambing Cross Boer. Kambing ini hasil persilangan dari indukan kambing lokal (Jawa) dengan kambing ras Boer.

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan kini banyak dikembangbiakan di Australia. Ciri-ciri kambing Boer bentuk tubuhnya panjang dan lebar, kaki pendek, telinga panjang, hidung cembung, dan bulu tubuh berwarna putih, bagian kepala berwarna cokelat, dan berat badan kambing Boer dewasa mencapai 80 sampai 120 kilogram per ekor.

Saat ditemui Wiradesa.co di kandang kambingnya Dusun Watukangsi, Kalurahan Wukirharjo, Kapanewon Prambanan, Susmono menegaskan memelihara kambing, termasuk kambing Cross Boer itu mudah. “Ada lima hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peternak kambing,” ujar Susmono, Selasa 22 Agustus 2023.

Menurut Susmono, lima hal yang perlu diperhatikan saat beternak kambing, yakni kebutuhan kandang, air, serat, protein, dan mineral. Buatlah kandang senyaman mungkin. Sebaiknya kandang berbentuk panggung dan tidak terkena air hujan, tidak terkena angin malam secara langsung, dan juga tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Upayakan lantai kandang tidak berpotensi menjepit kaki kambing. Karena jika kaki kambing terjepit, akan menyebabkan kambing sakit. Selanjutnya kambing tidak mau makan dan minum dan jika tidak tertangani dengan baik, kambing bisa mati.

Kemudian, letakkan tempat air yang terjangkau oleh kambing. Upayakan air terus tersedia secara bersih. Caranya bisa manual atau aliran airnya dirancang otomatis. Untuk memenuhi kebutuhan serat, caranya dengan memberi pakan kambing yang bahannya dari limbah jagung, rendeng kacang ijo, kedelai, ampas ketela, atau diberi pakan kolonjono jenis Gama Omami.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan protein, diupayakan dengan campuran kacang-kacangan, seperti kulit kedelai, kacang ijo, ampas kedelai. Semakin banyak jenis kacang-kacangannya yang dicampur, akan semakin baik untuk memenuhi kebutuhan protein kambing. “Kalau kami beli konsentrat (konsentrasi nutrisi yang tepat) yang sudah jadi,” jelas Susmono.

Baca Juga:  Tips Sukses Beternak Kambing dengan 3M

Untuk memenuhi kebutuhan mineral kambing, Susmono, peternak kambing yang menamakan usahanya Andini Farm ini, membeli di online atau toko-toko pertanian. Bentuk mineral untuk kambing, seperti tepung. Banyak dijual di online atau marketplace.

Kambing Cross Boer yang dikembangbiakan di Watukangsi. (Foto: Wiradesa)

Beternak kambing itu resikonya kecil, tetapi untungnya besar. Sehingga usaha ternak kambing ini cocok untuk dilakukan oleh masyarakat, khususnya warga di perdesaan. Susmono, contohnya, saat tahun 2016 hanya punya 1 ekor kambing, sekarang (Agustus 2023) sudah memiliki 130 ekor kambing. Jika harga seekor kambing Rp 3,5 juta, maka asetnya sudah Rp 455 juta. Itu belum termasuk kohe dan hasil lainnya.

Wiradesa.co untuk laporan selanjutnya akan memaparkan cara pembuatan kandang, cara membuat silase, pakan ternak saat kemarau, dan cara fermentasi kotoran hewan (kohe) atau inthil wedus (kambing). Terus ikuti reportase Wiradesa.co dan Mandiripangan.com. (Ono Jogja)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *