Siwalan, Sumber Perekonomian Menjanjikan di Pragaan

  • Bagikan
Siwalan dan nira jadi salah satu sumber perekonomian masyarakat Pragaan (Foto: Wiradesa)

SUMENEP – Di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, siwalan menjadi salah satu sumber perekonomian masyarakat dari dulu hingga sekarang.

Maka tak heran jika setiap kali tim Wiradesa.co melewati Jalan Raya Pragaan yang menghubungkan Sumenep dengan Pamekasan, tidak sedikit yang jualan nira dan buah yang dihasilkan dari pohon tersebut.

Berjualan nira serta buah siwalan dilakoni Taufik salah satu warga Desa Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan sejak tiga tahun lalu. Setiap hari Taufik bisa menghabiskan 400-500 bungkus buah siwalan dan 15 botol nira. Hal itu cukup baginya untuk menghidupi anak dan istri.

“Saya jualan sudah tiga tahunan. Dulunya saya bertani. Tapi sekarang saya fokus jualan ini saja. Alhamdulillah untuk setiap harinya saya bisa menghabiskan 400 sampai 500 bungkus buah siwalan, sedangkan nira bisa 15 botol setiap hari,” tuturnya saat ditemui di warung miliknya, Rabu 2 Juni 2021.

Satu bungkus buah siwalan dia menjualnya dengan harga Rp 2.500 sedangkan satu botol besar nira dijual Rp 10.000. Semua yang dijual Taufik dia beli dari temannya yang memiliki banyak pohon, kemudian dia jual kembali.

“Satu bungkus buah siwalan ini saya jual Rp 2.500 dan niranya saya jual 10.000. Ini saya belinya ke teman, terus saya jual lagi di sini,” katanya sambil menunjukkan dagangan.

Lebih lanjut dia menuturkan, modal awal membeli buah siwalan dan nira kurang lebih Rp 1.000.000. Untuk setiap penjualan 400 bungkus buah siwalan Taufik bisa mendapatkan bersih Rp 200.000 kalau terjual 500 bungkus dia mendapatkan bersih Rp 250.000. Sedangkan setiap 15 botol nira dia bisa mendapatkan bersih Rp 30.000 setiap hari.

“Modalnya ya sekitar satu jutaan. Untuk pendapatan bersih setiap hari bisa dua ratus ribu hingga tiga ratus ribu rupiah. Sampai tiga ratus ribu kadang kan saya naikkan harga buahnya itu,” tuturnya.

Baca Juga:  Bancaan, Tradisi Berbagi Ala Desa

Setiap hari dia membuka warung dari pukul 09.00 sampai 17.00. Selebihnya dia gunakan untuk bersama keluarga. (Syarifuddin)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *