Kreativitas Aneka Olahan Pangan KTD Bustan Adi

  • Bagikan

KOTA YOGYAKARTA – Untuk bisa sampai kediaman Sumartinah, inisiator aneka olahan pangan dari hasil perkebunan, RT 43, RW 11, Bausasran, Danurajen, Kota Yogyakarta, harus melewati aneka tanaman di sepanjang jalan dan lorong.

Selain menanam dengan teknik urban farming dan hidroponik, KTD Bustan Adi juga berencana memproduksi olahan pangan. Sumartinah, yang akrab disapa Nina, salah seorang penggeraknya.

Karena wilayah RW 11 termasuk luas, kata Nina pada Rabu, 24 Maret 2021, di dalam struktur KTD Bustan Adi, dibuatkan kelompok kecil di masing-masing RT dengan kegiatan yang beragam.

Untuk RT 43, diketuai Nina. Dilatarbelakangi hasil panen kebun milik kelompok yang tidak selalu berhasil dipasarkan, ia berinisiatif untuk mengolah menjadi produk. Sejauh ini, Nina telah mengolah lele, terong, kangkung, cabai, daun singkong. “Kami punya prinsip, pas panen, kalau bisa jangan dijual mentahan,” paparnya.

Aneka olahan yang akan menjadi produk KTD Bustan Adi, lanjutnya, ada abon lele, brownies lele, kripik terong, krispi rasa coklat dan milo, manisan terong, brownies terong, kripik kangkung, manisan cabai, dan paru dari daun singkong. “Idenya ini ya dari sendiri, nyari resep sendiri, coba olah sambil eksperimen,” tuturnya.

Aneka Olahan Pangan KTD Bustan Adi (Foto: Wiradesa)

Perempuan yang dulu memiliki usaha membuat roti sebelum dilanjutkan ke anak-anaknya mengaku belajar mengembangkan aneka olahan pangan secara otodidak. “Kalau mandiri, ya bisa dibilang begitu. Kita masih percobaan juga,” terang Nina.

Nina mengatakan, olahan pangan yang diproduksi belum masuk pasaran, masih dititipkan di toko salah seorang anggota kelompok. Selain itu, Nina juga sedang mencoba memanfaatkan tulang lele yang selama ini tidak diolah, untuk dijadikan kerupuk lele.

Harga produk yang dijual relatif sama. Yaitu Rp12.500, dengan berat yang berbeda sesuai produk. Besok hari, Nina berencana membuat dodol terong.

Baca Juga:  Tanaman Bunga dan Buah yang Disenangi Lebah Klanceng

Yang menjadi nilai jual, terbuat dari bahan alami, tanpa pengawet maupun pewarna buatan. Hasil olahan pangan dari bahan yang ada di sekitar, jika usaha tersebut bisa berkembang dengan baik, Nina berkeinginan bisa mempekerjakan kelompok tani yang tergabung dalam KTD Bustan Adi.

Menurut Nina, siapa pun bisa membuatnya, asal ada kemauan dan modal. “Kan resep sudah ada, tapi ya belum tentu semua orang bisa mengatasi jika ada kegagalan. Sebab, kegagalan sewaktu membuat itu pasti ada. Entah pas di bagian apa,” pungkasnya. (Septia Annur Rizkia)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *