Joglo Tani merupakan ‘mesin penggerak’ para petani di Indonesia untuk mewujudkan kemandirian pangan dengan pertanian terpadu. Kemandirian pangan itu kemampuan untuk mengupayakan pangannya sendiri.
“Kemandirian pangan itu beda dengan kedaulatan pangan,” ujar TO Suprapto, pendiri Joglo Tani saat ditemui Wiradesa.co di lahan penerapan pertanian terpadu di Dusun Mandungan, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu 7 Desember 2022.
Kemandirian pangan itu kemampuan masyarakat, khususnya para petani mengupayakan pangannya sendiri. Untuk usaha bidang pertanian, prinsipnya menanam apa yang dimakan dan memakan apa yang ditanam. Kalau kedaulatan pangan, memang tersedia pangan, tetapi bisa dari pihak lain.
Untuk mewujudkan kemandirian pangan, Joglo Tani menyediakan lahan atau laboratorium alam untuk praktik lapangan bagi anak-anak muda yang berminat menjadi petani. Di area seluas 2.000 meter persegi, para petani milenial bisa praktik menanam sayuran, berternak bebek, kambing, budidaya ikan, dan membuat pupuk organik.
Pendiri Joglo Tani, TO Suprapto, dulu seorang pemain sepakbola PSS Sleman era 1970-an, kemudian menjadi wasit nasional. Beberapa tahun berikutnya, dia banting setir memutuskan menjadi seorang petani dan membuat gebrakan di dunia pertanian dengan konsep pertanian terpadu. Konsep yang ia tekuni itu kemudian dinamakan Joglo Tani, yang diresmikan dan mulai beroperasi sejak 2008. Sampai saat ini menjadi salah satu destinasi edukasi pertanian terpadu terkemuka di Indonesia.
Joglo Tani berlokasi di Jl. Desa Mandungan I, Kelurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman. Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 2.000 meter persegi, Joglo Tani adalah lahan dengan tanaman komoditi, kandang ternak, serta kolam perikanan. Selain itu, Joglo Tani juga memiliki fasilitas produksi pupuk organik yang lokasinya berdekatan.

“Saya menekuni pertanian, khususnya pertanian terpadu itu karena memang pertanian itu menjanjikan. Dengan cara-cara yang tepat dibantu teknologi, Joglo Tani membuktikan bahwa kita bisa mencapai kemandirian pangan dengan pertanian terpadu,” ujar TQ Suprapto.
To Suprapto juga menegaskan pertanian terpadu menjanjikan pendapatan kontinyu yang akan mencukupi kebutuhan sehari-sehari setiap individu dan keluarganya. Hal inilah yang ia sebut sebagai kemandirian pangan. Seseorang tidak perlu lagi meminta-minta atau berharap uluran tangan dari pemerintah maupun orang lain.
Di sela-sela kesibukannya mengurus Joglo Tani, ia juga memberikan kiat-kiat suksesnya mengembangkan Joglo Tani. TO Suprapto menjelaskan, sebelum benar-benar terjun berwirausaha pertanian terpadu hendakya seseorang mestinya berjejaring dan melakukan riset pasar.
Baru kemudian harus diikuti niat yang kuat, kerja keras, sikap jujur, ikhlas, serta tawakal. Setelah itu, semuanya harus dilakukan dengan perencanaan tingkat lanjut dan dilakukan secara konsisten. “Pokoknya mas, kesungguhan dengan ikhtiar yang konsistenlah yang akan mendatangkan hasil yang baik,” tambahnya.
Berkat kesungguhannya mengembangkan Joglo Tani jugalah, sampai saat ini To Suprapto telah malang melintang keliling Indonesia memberikan edukasi pertanian. Ia juga memiliki lahan pertanian terpadu di beberapa lokasi lain di berbagai daerah. Selain itu, setiap tahunnya Joglo Tani didatangi mahasiswa yang melakukan praktik kerja ataupun magang dan langsung diajari oleh TO Suprapto. (Rizal H)