KEBUMEN – Menanam menggunakan teknik hidroponik cocok diterapkan oleh mereka yang ingin memanfaatkan lahan dengan baik. Praktik hidroponik juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang tepat bagi anak-anak.
Nur Rohman bersama sang istri Putri Dyah Purnamasari menyulap lahan kosong di samping rumah menjadi perkebunan hidroponik. Diceritakan, pasangan suami istri ini sudah mulai menekuni hidroponik sejak lama. Namun, baru pada 2017 mereka mampu membangun Green House Hidroponik.
Menurut Putri Dyah Purnamasari, hidroponik ialah metode penanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Jenis medianya beranekaragam seperti pasir, arang sekam dan cocopeat.
Saat Wiradesa.co berkunjung, terlihat sebuah Green House yang dipenuhi dengan tanaman hijau. Fokus hidroponik Dyah dan Nur Rohman hanya satu yakni tanaman selada. Meski baru tertuju pada satu jenis tanaman, mereka selalu mencoba menambah dengan tanaman lain. “Saat ini, kami sedang uji coba tanaman bunga-bunga dan bonsai untuk buah-buahan,” kata Omen, sapaan akrab Nur Rohman kepada Wiradesa.Co, Kamis 15 April 2021. Jenis buah yang sedang proses bonsai ialah strowbery.
Ketertarikan Omen dan Dyah terhadap hidroponik, diawali ketika mereka ingin menanam namun ternyata tak bisa mencangkul lahan juga repot mengolah lahan. Lalu, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi Dyah dan Omen mulai belajar hidroponik. “Kami ingin melahirkan petani milenial,” ujarnya.
Di Green House belakang Balai Desa Selang, RT 03 RW 09, Kebumen di lahan seluas15 ubin, tanaman hidroponik sudah dikembangkan. Kebetulan Green House ini berdekatan dengan sumur sehingga untuk pengairan akan terjaga. Untuk sirkulasi udara juga dapat diatur. Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan yaitu arang sekam dan cocopeat digunakan untuk menyimpan nutrisi, mengatur kadar Ph dan suhu.
Setelah itu, siapkan gelas mineral yang nantinya akan dilubangi. Tahap pertama semai, diawali dari menaruh bibit ke dalam gelas. Tunggulah 4 sampai 5 hari. Berikutnya, pindah ke peremajaan. Tahap ini ditandai dengan sudah keluar daun dua atau tiga. Usianya sekitar 6-15 hari.
“Jangan lupa ada tahap peremajaan kedua,” imbuhnya. Jarak tanamnya zig-zag dan berumur 15-25 hari. Tahap terakhir pendewasaan, tanaman akan terlihat lebih subur serta sudah siap panen. Di Green House Hidroponik Omen menyemai 3 hari sekali dan panen setiap hari. Untuk satu tanaman kisaran menghasilkan 1 ons. Pemasaran ke warung dan rumah makan langganan.
Teknik Nozzle Sprayer yang dipilih Omen dan Dyah merupakan kunci utama untuk mengurangi tingkat kepahitan hidroponik pada selada. Dengan teknik ini dapat mengatur tingkat tanaman. “Model seperti pancuran air kecil di atas tanaman dengan debit air tidak terlalu besar, itulah Nozzle Sprayer,” tutur Omen.
Beberapa keuntungan hidroponik dituturkan Omen. Antara lain menggunakan cocopeat dapat dijadikan sumber kalium pada bunga sehingga bunga akan sering mekar. Apabila menggunakan media arang sekam juga dapat menyimpan nutrisi. Sayuran yang dihasilkan akan bebas pestisida dan terlihat lebih segar sebab untuk pemanenan langsung pada saat akan dijual. (Nur Anggraeni)