SLEMAN – Budidaya itik petelur memiliki prospek bisnis yang bagus. Jika ingin hasil telurnya maksimal, maka ada empat syarat yang perlu diperhatikan oleh para peternak.
Syarat pertama, memperhatikan ukuran kandang. Ukuran kandang untuk 50 ekor itik itu 3 meter x 8 meter. Dengan rincian kandang tertutup 3 meter x 3 meter, dan kendang terbuka atau untuk umbaran 3 meter x 5 meter.
Kemudian syarat kedua, kondisi kandang. Tempat budidaya itik petelur kandangnya harus bersih, kering, ada sirkulasi udara, cukup sinar matahari, dan air. Untuk umbaran, perlu dibuatkan tempat untuk air.
Syarat ketiga, soal pakan. Usahakan bahan bakunya mudah didapat, terdapat kandungan karbohidrat dan protein, takaran kandungan pakan tidak berubah ubah, waktu pemberian pakan tidak berubah-ubah, dan tambahkan hijauan sebagai pelengkap.
Selanjutnya syarat keempat terkait dengan komposisi pakan. Persentase pakannya mengandung unsur karbohidrat 80 persen dan protein 20 persen. Pakan yang mengandung karbohidrat itu, antara lain dedak/bekatul dan karak/nasi aking. Sedangkan yang mengandung protein di antaranya konsentrat, tepung ikan, dan keong. Biar sempurna, tambahkan hijauan.
“Budidaya itik petelur hasilnya lumayan, untuk tambahan pendapatan harian dan mingguan. Hariannya dari produksi telur setiap pagi dan mingguannya dari produksi telur asin,” ujar TO Suprapto, pendiri Joglo Tani di Mandungan, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu 7 Desember 2022.
Modal Awal
Masyarakat yang ingin budidaya itik petelur perlu menyiapkan modal awal sekitar Rp 94.000.000. Modal ini untuk pembuatan kandang, pembelian itik yang siap telur, dan pakan. Untuk pembuatan 10 kandang, masing-masing berukuran 3 meter x 8 meter, memerlukan dana Rp 24.000.000.
Setiap kandang diisi 50 itik, jadi perlu membeli 500 ekor itik petelur. Untuk pembelian 500 ekor itik siap bertelur harganya Rp 80.000 per ekor. Sehingga total anggaran yang dikelurkan Rp 40.000.000.
Sedangkan untuk pembelian pakan harganya Rp 500.000 per hari. Jadi untuk dua bulan (60 hari) perlu dana Rp 30.000.000. Asuksinya satu bulan pertama belum bertelur. Sehingga modal awal yang perlu disediakan totalnya Rp 94.000.000. Namun untuk selanjutnya biaya pakan yang dikeluarkan sekitar Rp 15.000.000 ditambah tenaga kerja.
Analisis Hasil
Dengan asumsi hanya 70 persen jumlah itik yang bertelur, maka dari 500 ekor itik, setiap pagi akan menghasilkan 350 telur. Jika harga telur Rp 2.000 per butir, maka setiap pagi akan menghasilkan Rp 700.000 dan setiap bulan Rp 21.000.000.
Dengan modal awal Rp 94.000.000, maka dalam lima bulan modalnya sudah bisa tertutup atau terbayarkan. Sedangkan masa produksi itik petelur, untuk awal bulan kedua sampai 10 bulan selanjutnya. Kemudian setelah berhenti satu bulan, lalu itik akan bertelur lagi.
Jika budidaya itik petelur ini ditekuni dengan sungguh-sungguh, maka hasilnya bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga. Budidaya ini simpel, gampang dilakukan, dan hasilnya lumayan. (*)