Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1118341/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Sektor Pertanian Sangat Penting Hadapi Pandemi - mandiripangan.com

Sektor Pertanian Sangat Penting Hadapi Pandemi

  • Bagikan
Dok. Humas Kementerian Pertanian RI

INDRALAYA – Penguatan sektor pertanian sangat penting dalam menghadapi pandemik. Sektor ini menjadi penggerak ekonomi, mulai dari desa hingga tingkat provinsi. Pertanian bukan hanya soal bahan pangan, tetapi juga membuka lapangan kerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Agustus 2020, sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan bagi 29,76 persen dari jumlah penduduk bekerja yang sebanyak 128,45 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 2,23 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2019.

Ekspor bidang pertanian pun meningkat 15,54 persen dari Rp 390,16 triliun pada 2019 menjadi Rp 450,79 triliun pada 2020. Cari capaian tersebut, sektor perkebunan mempunyai kontribusi terbesar, yakni 91 persen. Selebihnya peternakan (6 persen), hortikultura (2 persen), dan tanaman pangan (1 persen).

Indonesia merupakan produsen beras terbesar keempat di dunia dengan produksi 34,9 juta ton di bawah China (148,3 juta ton), India (120 juta ton), dan Bangladesh (35,3 juta ton). Dengan program lumbung pangan nasional (food estate), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap volume ekspor meningkat.

Untuk itu, Menteri Pertanian berharap penerapan lumbung pangan tidak sebatas pada beras dan jagung, tetapi juga terintegrasi beragam bidang lain, seperti hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan. “Integrasi harus terjadi dari hulu hingga hilir,” ucap Syahrul Yasin Limpo, di Indralaya, Sumsel, Jumat (28/5/2021).

Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Yulian Junaidi, berpendapat pengembangan program lumbung pangan jangan hanya berpatok pada paradigma pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan petani.

Jika paradigma pertumbuhan ekonomi yang dikedepankan, pengembangan pertanian rentan terpeleset pada kepentingan korporasi. Karena itu, petani harus benar-benar dilibatkan di segala lini, mulai dari hulu hingga hilir. (*)

Baca Juga:  Lebih Menjanjikan, Pemuda Tani di Desa Sanguwatang Beralih Menanam Cabai Merah Keriting
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *