YOGYAKARTA – Ancaman krisis pangan mengusik para pengasuh pondok pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengantisipasi terbatasnya produksi dan tingginya kebutuhan pangan, para ustadz dan ustadzah mengajak para siswa untuk gemar menanam.
Ponpes Lintang Songo di Pagerjurang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, DIY, beberapa bulan terakhir ini aktif ke sekolah-sekolah untuk mengajak siswa gemar menanam. Terakhir di TK Islamic Montessori Budi Mulia Dua Seturan Yogyakarta.
Ustadz Bimo Al Bajo dari Ponpes Lintang Songo mengenalkan jenis dan fungsi tumbuhan pada anak-anak TK Budi Mulia. Selanjutnya anak-anak diajak praktek langsung menanam bibit sayur-sayuran.
“Agar cepat dimengerti, maka kami mengajak siswa langsung praktek menanam,” ujar Ustadz Bimo kepada Wiradesa, Sabtu 8 Oktober 2022. Biasanya Lintang Songo menyediakan bibit tumbuhan yang sudah berukuran 5 sampai 10 centimeter dan media tanamnya, polybag.
Cara pendekatannya, anak-anak TK atau siswa SD dikenalkan dulu dengan tumbuhan, Jenisnya apa saja dan fungsi tumbuhan itu apa saja. Hasil dari menanam untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Sebagai umat Islam, para ustadz dan ustadzah, juga menceritakan nabi yang diteladani suka akan pohon. Bahkan pohon sahabat nabi itu, sampai sekarang masih ada dan berdiri kokoh di negara Yordania, sekitar 150 km dari Kota Amman.
Pohon sahabat nabi
Pohon sahabat nabi itu bernama Pohon Sahabi. Pohon ini menjadi perhatian orang di dunia, khususnya umat Islam. Sebab pohon itu bukanlah pohon sembarangan, melainkan pohon yang diyakini pernah dijadikan tempat berteduh Nabi Muhammad SAW.
Di tempat ini pula diyakini, Muhammad SAW semasa kecil bertemu dengan seorang pendeta Nasrani bernama Bahira. Saat itu Nabi Muhammad SAW ikut berdagang dengan sang paman Abu Tholib ke negeri Syam. Mereka berangkat bersama rombongan pedagang Quraisy. Rombongan termasuk Nabi Muhammad sempat berteduh di bawah Pohon Sahabi.
Salah satu keistimewaan Pohon Sahabi adalah usianya sudah mencapai ribuan tahun. Pohon Sahabi masih tetap hidup dan tumbuh subur meski di bawah teriknya panas matahari gurun pasir Yordania.
Jika Nabi Muhammad SAW cinta pada pohon, maka umat Islam juga harus meneladani. Menyayangi tanaman, tidak sembarangan menebang pohon. Alangkah bagusnya jika sejak kecil, umat manusia sudah dibiasakan menanam. Apalagi yang ditanam meruapakan tanaman pangan, atau hasil panennya bisa memenuhi kebutuhan pangan manusia. (*)